23.7.08

Sejujurnya,


Sejujurnya
Aku Berang..
Rasa bagai mahu mati
Jiwa makin sepi
Mengulat membusuk sendiri
Mungkin aku patut membenci
Karena terlalu mencintai
Karena terlalu menyayangi

Sejujurnya..
Aku resah sekira kau gembira dengan yang lain
Aku paranoid jika kau tiada nanti
Aku hilang arah andai kau hilang dalam ramai
Aku sepi kalau kau tiada sedangkan berdiri dekat disisi
Aku cemburu dikau bersama mereka

Jujur kukatakan aku tak pernah rela
Dia ragut hatimu dari aku
Jujur Ku tak mahu mereka menggantikan aku
Kerna ku tahu andai kamu saling bersatu..
Mereka tak' akan mampu mencintai kamu seperti aku

Sejujurnya..
Aku benci..Engkau bersama dengan yang lain
Aku benci..Mereka menggantikan aku

Mengapa aku patut benci?
Karena aku tahu aku jujur dengan kamu
Karena aku adalah aku
Karena aku bukan mereka
Karena kamu,
Aku menjadi lebih baik dari mereka

Sejujurnya,
Kau patut menerima aku
Kau harus menyayangi lantas mencintai aku

Karena..
Aku tiada pernah berpura
Aku tiada pernah bersandiwara
Aku adalah aku
Aku cinta kamu..

21.7.08

Hukum Aku untuk sebuah bahagia..


Seakan sama seperti ceritera yang lalu
Aku adalah pesalah yang tidak pernah diberi peluang
Aku bersalah bukan kerna panjang tangan
Aku bersalah bukan kerna menjadi maling
Aku bersalah kerna mempunyai satu harapan..

Sejenak terdiam lantas terkedu
Fikir apa silap aku
Salahkah sekiranya aku perlukan sokongan?
Salahkah aku sekiranya meminta sebuah perhatian?

Malam itu tatkala mereka nyenyak tidur
Aku sepi sekali..
Rasa yang meresahkan
Rasa yang menghibakan
Rasa yang membingungkan
Berputar-putar akal berfikir
Mencari sebab musabab kenapa aku sering dipersalahkan..

Salahkah aku yang kepingin sebuah sokongan?
Salahkah aku yang kepingin sebuah kebahagiaan?
Jika semua itu benar salah
Teruslah menghukum..hukum aku untuk sebuah bahagia..
Kerna aku rela berjuang untuk sebuah bahagia